Tugas kelompok tentang kurangnya semangat mengajar pendidik dan belajarpeserta didik di paud harapan bangsa
TUGAS MAKALAH KELOMPOK
MATA KULIAH SUPERVISI PEMBELAJARAN
TENTANG
KURANGNYA SEMANGAT MENGAJAR PENDIDIK DAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI PAUD HARAPAN BANGSA
SEMESTER V ADMINISTRASI PENDIDIKAN
KELOMPOK VI
DISUSUN OLEH:
SURAEDATUL ISTIKOMAH ( 17131007 )
ELA FEBRIANA SAFITRI ( 17131012 )
KHUALID AFANDI ( 17131004 )
RISAL SANDRI DINATA ( 17131009 )
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) MATARAM
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
2018/2019
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
Pendidik
Peserta Didik
Penyebab Guru malas Mengajar di Kelas
Analisis Masalah Belajar Peserta Didik dan Solusinya
Langkah – Langkah Menegenal Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan atau Masalah Belajar
Mengidentifikasi Kesulitan Belajar Peserta Didik
Hal yang Perlu Dilakukan Pendidik dalam Mendidik Peserta Didik Tingkat PAUD
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidik
Pendidik menurut KBBI adalah orang yang mendidik. Pendidik menurut kami adalah komponen yang paling penting dalam proses pembelajaran, baik secara formal dan non formal. Karena tanpa pendidik proses pembelajaran tidak bisa berjalan, oleh karena itu pendidiklah yang memegang kendali dalam proses pembelajaran, yakni sebagai penuntun peserta didik.
Dan dalam satuan pendidikan tingkat PAUD minimal ada 5 orang pendidik yang mengajar disana, karena pada realitanya mendidik anak usia dini itu butuh kesabaran yang ekstra, serta kekereatifan yang tinggi untuk menciptakan pembelajaran yang dapat diterima oleh anak-anak.
Peserta Didik
Peserta didik adalah sosok manusia sebagai individu (manusia seutuhnya). Individu diartikan “orang seorang tidak tergantung dari orang lain, dalam arti benar-benar seorang pribadi yang menetukan diri sendiri dan tidak dipaksa dari luar, mempunyai sifat-sifat dan keinginan sendiri” ( Abu Ahmadi, 2001:39)
Jadi peserta didik adalah orang yang mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat,minat dan kemampuannya agar tumbuh dan berkembang dengan baik serta mempunyai kepuasan dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh gurunya.
Adapun jumlah peserta didik di PAUD Harapan Bangsa, Desa Bagik Polak Yakni 45 peserta didik yang telah dibagi kelasnya, 20 orang kelas A, 25 orang kelas B. Kelas A adalah tingkatan untuk peserta didik yang masih baru masuk sekolah, sedangkan kelas B tingkatan untuk siswa yang sudah belajar lebih dari 1 tahun ( sudah mengenal huruf), tinggal diasah kembali untuk menghitung dan membaca. Tidak lupa diselipkan waktu untuk games, mewarnai, belajar bahasa inggris, hafal ayat-ayat pendek dan membuat kerajinan dari bahan-bahan yang sudah tidak terpakai.
4 Penyebab Guru Malas Mengajar di Kelas
Dalam hal ini kami merangkum 4 Penyebab Guru Malas Mengajar di Kelas, ini merupakan familiar terjadi di lingkungan kita, contohnya kita ambil sampel di PAUD Harapan Bangsa, kasus ini banyak dirasakan oleh semua guru.
Honor Sedikit dan Terlambat
Sangat memprihatinkan jika seorang guru bergantung pada pendapatan kerjanya sebagai pengajar, jika pendapatan itu mencukupi dan tepat waktu, mungkin saja jauh dari problem, nah bagaimana jika tidak cukup bahkan sangat kurang ditambah lagi proses penggajian selalu terlambat, ini biasanya terjadi pada sekolah swasta.
Jika sudah demikian, kinerja sang guru tidak akan maksimal, sering terlambat, malas masuk kelas, sering bolos kerja dan lain-lain, ini semua disebabkan karena ketidak puasan hasil kerja, terlebih lagi jika atasannya tidak mengerti, adakalanya pimpinan dalam instansi swasta menuntut terlalu banyak namun hak-hak pekerjanya tidak digubris bahkan kerap emosional.
Hal ini juga kerap terjadi bagi guru PNS, menggadaikan SK untuk meminjam uang di Bank, seharusnya pendapatannya banyak namun karena pinjaman ia hanya menerima sedikit bahakan ada yang min. kalau sudah begini bagaimana bisa bekerja dengan baik.
Faktor Internal (Pimpinan)
Dalam instansi swasta biasanya ada pimpinan yayasan, dibawahnya ada kepala sekolah. sikap pemimpin ini sangat mempegaruhi kinerja pegawai atau pekerjanya, Jika pimpinan tidak ramah, kurang sosial dan kerap menegur (kriti) tanpa melakukan penyelidikan.
Seorang guru yang mendapat tekanan dari kepala sekolah atau pimpinan yayasan akan mempengaruhi kinerja guru, bahkan dalam waktu yang lama, seharusnya seorang pimpinan memikirkan ini demi kelangsungan yayasan yang di pimpinnya, namun terkadang untuk menanyakan kabar pekerjanya saja tidak mau dan gengsi.
Seorang pimpinan yayasan yang tidak menjaga hubungan baik dengan jajarannya (staf dan pegawainya) sudah dapat dipastikan sekolah atau yayasan itu akan sulit maju dan berkembang, ditambah lagi guru-gurunya bekerja asal-asalan.
3. Kesenjangan diri
Ini terjadi pada diri seorang guru, belum siap menerima keputusan yang ditetapkan, terkadang ada guru yang merasa sudah bekerja maksimal, berupaya aktif dalam setiap kegitan dan program sekolah, namun ternyata dia belum dinilai baik oleh atasan.
Dalam instansi yayasan swasta tentunya ada jabatan-jabatan yang diisi oleh guru-guru dimulai dari kepala sekolah, wakil, sampai kepada wali kelas, tentunya setiap jabatan ini mendapat tunjangan khusus, adakalanya seorang guru tidak siap menerima keputusan tidak terpilih untuk menduduki jabatan tersebut, padahal ia merasa mampu dan lebih baik kinejanya dibandingkan orang lain, ini akan memperngaruhi kinerja guru tersebut.
Salah atau tidak salah semua itu tergantung guru dan pihak yayasan, yang jelas, jika seorang guru merasa tidak adil, maka ia akan cenderung meredam ini dalam hati, semangat untuk mengajar turun secara drastis dan ini akan sembuh dalam kurun waktu yang lama.
4. Guru abal-abal
Wajar saja Kemendikbud, JSIT dan pengayom instansi pendidikan lainnya sangat menyarankan kepada seluruh sekolah swasta di indonesia agar memilih guru dan pegawai sesuai dengan jurusan masing-masing.
Masih banyak kita temukan sekolah yang simpang siur tenaga pengajarnya, sarjana teknik mengajar Bahasa Indonesia, Diploma Ekonomi mengajar Georgafi, yang lebih parah lagi sarjana pertanian sebagai bimbingan konsling. Kalau sudah demikian tentunya akan bertubrukan dengan masalah. baik sacara kinerja ataupun kualitas pendidikan sekolah, maka tidak heran jika ada sekolah yang tidak pernah mendapat akreditas B hanya karena tidak tertib mengatur guru-gurunya.
Guru yang yang mengajar tidak sesuai dengan bidangnya sudah dapat dipastikan, malas dan toledor akan terjadi, kinerjanya tidak maksimal dan asal-asalan. Dan tepat terjadi juga di PAUD Harapan Bangsa, guru lulusan biologi ngajar di PAUD, tentu sangat banyak mengalami kesulitan dalam proses mengajar.
Analisis Masalah Belajar Peserta Didik Dan Solusinya
1. Faktor internal
Faktor ini meliputi gangguan psiko fisik siswa, yakni :
Yang bersifat kognitif seperti rendahnya rendahnya kapasitas intelektual.
Yang bersifat afektif antara labilnya emosi dan sikap. Kelemahan emosional, seperti merasa tidak aman, kurang menyesuaikan diri serta ketidakmatangan emosi.
Yang bersifat psikomotor antara lain terganggunya alat indra, cacat tubuh, serta kurang berfungsinya organ-organ perasaan.
Motivasi. Kurangnya motivasi belajar akan menyebabkan anak atau siswa malas untuk belajar.
Konsentrasi belajar yang kurang baik.
Rasa percaya diri. Rasa percaya diri timbul dari keinginan berhasil dalam belajar.
Kebiasaan belajar. Kebiasaan belajar akan mempengaruhi kemampuannya dalam berlatih da menguasai materi yang telah disampaikan oleh guru.
Kurang perhatian dan minat terhadap pelajaran sekolah, malas dalam belajar, dan sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran.
2. Faktor eksternal
Faktor ini meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan siswa yang tidak kondusif bagi terwujudnya aktifitas-aktifitas belajar. Yang termasuk dalam faktor ini adalah :
Lingkungan keluarga, seperti ketidak harmonisan hubungan antara ayah dan ibu, dan rendahnya tingkat ekonomi keluarga.
Lingkungan masyarakat, seperti wilayah yang kumuh, teman sepermainan yang nakal.
Lingkungan sekolah, seperti kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk, seperti dekat pasar kondisi guru, serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah.
Guru sebagai pembina siswa belajar. Guru adalah pengajar yang mendidik. Dia tidak hanya menajar bidang studi yang sesuai dengan keahliannnya, tetapi juga menjadi pendidik pemuda generasi bangsa.
Kurikulum sekolah. Adanya kurikulum baru akan menimbulkan masalah seperti tujuan yang akan dicapai mungkin juga berubah, isi pendidikan berubah, kegiatan belajar mengajar juga berubah serta evaluasi berubah.
Terlalu berat beban belajar siswa maupun guru.
Metode belajar yang kurang memadai.
Sikap orangtua yang tidak memperhatikan anaknya.
Keadaan ekonomi.
Mengatasi malas belajar siswa agar bersemangat dan tidak malas untuk belajar, adalah hal yang harus dilakukan oleh orangtua di rumah maupun guru di sekolah. Terkadang siswa malas untuk belajar karena minat dan motivasi yang kurang dari orangtua maupun guru. Orangtua maupun guru harus mendukung dan memotivasi siswa agar bersemangat dan tidak malas untuk belajar. Ada beberapa solusi yang bisa dilakukan oleh orangtua maupun guru untuk meningkatkan minat belajar siswa adalah sebagai berikut :
Menanamkan pengertian yang benar tentang belajar pada siswa sejak dini, menumbuhkan inisiatif belajar mandiri pada siswa, menanamkan kesadaran serta tanggung jawab sebagai pelajar pada siswa merupakan hal lain yang bermanfaat jangka panjang.
Berikan contoh belajar pada peserta didik.
Berikan intensif jika siswa belajar. Intensif yang dapat diberikan ke siswa tidak selalu berupa materi, tapi bisa juga berupa penghargaan dan perhatian.
Orang tua sering mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang diajarkan di sekolah pada anak. Sehingga orangtua tahu perkembangan anak di sekolah.
Mengajarkan kepada siswa pelajaran-pelajaran dengan metode tertentu yang sesuai dengan kemampuan siswa.
Komunikasi. Orangtua harus membuka diri, berkomunikasi dengan anak untuk mendapat informasi tentang perkembangan anak tersebut.
Menciptakan disiplin. Jadikan belajar sebagai rutinitas yang pasti.
Pilih waktu belajar yang tepat dan anak merasa bersemangat untuk belajar agar anak mampu memahami apa yang sedang dipelajari.
Menciptakan suasana belajar yang baik dan nyaman, orangtua memberikan perhatian dengan cara mengarahkan dan mendampingi anak saat belajar.
Menghibur dan memberikan solusi yang baik dan bijaksana pada anak, apabila anak sedang sedih atau sedang sakit, sedang tidak ada motivasi untuk belajar, orangtua harus membangun motivasi anak agar bersemangat dalam belajar.
Gunakan imajinasi peserta didik. Orangtua membantu peserta didik membayangkan apa yang dia inginkan untuk masa depan, baik dalam waktu panjang atau pendek.
Mengarahkan peserta didik untuk berteman dan hidup dalam lingkungan yang baik dan mendukung.
Tidak memfokuskan bahwa belajar hanya dari buku saja. Tetapi dari lingkungan sekitar juga dapat digunakan untuk belajar.
Mengidentifikasi siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan dalam belajar.
Membangun motivasi atau minat belajar siswa, sehingga siswa bersemangat dalam belajar.
Menyiapkan ruang kelas yang nyaman, kondusif, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman.
Guru dalam mengajar harus melibatkan anak secara aktif melalui kegiatan diskusi, tugas kelompok agar anak tidak bosan di dalam kelas. Karena metode guru yang mengajar dengan berceramah saja akan membuat siswa merasa bosan dan tidak memperhatikan.
Guru harus mempunyai model pembelajaran yang bervariasi dalam setiap pertemuan agar tidak monoton, sehingga siswa semangat dengan metode pembelajaran yang baru.
Melakukan pendekatan terhadap siswa.
Langkah-langkah mengenali peserta didik yang mengalami kesulitan atau masalah belajar
Menunjukkan prestasi yang menurun atau rendah, di bawah rata rata.
Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan.
Lambat dalam mengerjakan tugas-tugas belajar.
Prestasi menurun drastis.
Peserta didik sering bolos, masuk tanpa keterangan.
Bila ada tugas selalu tidak mengerjakan
Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik
Melakukan kunjungan rumah.
Meneliti pekerjaan siswa jika ada tugas rumah.
Mengamati tingkah laku peserta didik.
Komunikasi dengan orangtua mengenai perkembangan anak dan tingkah laku di sekolah.
Bekerjasama dengan masyarakat dan lembaga untuk membantu memecahkan masalah peserta didik.
Menyelenggarakan bimbingan belajar atau kelompok untuk meningkatkan prestasi belajar peserta mendidik. Bimbingan belajar merupakan upaya guru untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Meneliti kemajuan peserta didik di sekolah maupun di luar sekolah.
6 Hal Yang Harus Dilakukan Pendidik Dalam Mendidik Peserta Didik Tingkat PAUD
No
Kegiatan
Keterangan
1.
Membuat ilustrasi
Menghubungkan sesuatu yang sedang dipelajari anak usia dini dengan sesuatu yang telah diketahuinya
2.
Bertanya
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan anak usia dini
3.
Merespon
Mereaksi/menanggapi pertanyaan anak usia dini
4.
Mendengarkan
Memahami anak usia dini dan berusaha menyederhanakan setiap masalah
5.
Menyediakan Media
Memberikan pengalaman yang bervariasi melalui media pembelajaran
6.
Memberikan Nada Perasaan
Membuat mengajar lebih bermakna melalui antuasias dan semangat
Dan perlu ditambahkan kesabaran yang luar biasa dalam mendidik anak usia dini, karena semua kesabaran kita diuji dengan tingkah laku, dan rasa pengen tahu mereka. Seperti siswa yang ada di PAUD Harapan Bangsa dengan berbagai macam karakter anak, mulai dari yang pendiam, sampai paling aktif ada. Dengan keberagaman itu guru perlu kekereatifan tinggi untuk mendidiknya. Contohnya untuk anak yang super aktif. Pendidik di PAUD Harapan Bangsa, memberikan kebebasan untuk dia mengekspore karakter dia “ tetap diawasan pendidik”. Itu semata-mata untuk perkembangan karakter anak itu sendiri.
Sekolah PAUD Harapan Bangsa ini juga menerima peserta didik yang (tidak normal), dengan alat seadanya dan semampu pendidik mengajarnya, dam ada 1 siswa yang keterlambatan bicara disekolah tersebut, guru mengajarnya dengan kesabaran ekstra, karena latar siswa ini ada riwayat step waktu bayi, sehingga pada usia 6 tahun dia belum bisa ngomong, dan itu sudah menjadi tanggung jawab guru dalam membimbing berbicara ketika disekolah. Dan tidak pernah member batasan dengan siapapun mainnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Jadi sangat perlu diperhatikan oleh semua yayasan, bahwa pendidik juga butuh untuk melengkapi keperluan dan kebutuhan hidup, setidaknya untuk pendidik honorer diperhatikan, karena pada realitanya kehidupan diera ini sangat mahal, ya bagi guru yang mempunyai usaha lain selain mengajar. Tapi bagaimana tentang guru yang mengandalkan kelanjutan hidup dari honor mengajar saja, dengan mempunyai tanggungan keluarga dan anak-anaknya.
Dalam dunia pendidikan, kesulitan belajar adalah suatu kondisi di mana peserta didik tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan ataupun gangguan dalam belajar. Sedangkan masalah belajar adalah suatu keadaan yang tidak diharapkan oleh kita sebagai penyimpangan kecil dalam belajar yang kita alami. Ada dua faktor yang menjadi penyebab masalah belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu yang berasal dari dalam diri peserta didik meliputi kurangnya motivasi dalam belajar, kurangnya minat dalam belajar, intelegensi, bakat serta kesehatan mental. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar peserta didik meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat atau sosial.
Saran
Bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar atau masalah belajar hendaknya bertanya kepada teman, guru atau berkonsultasi ke BK.
Apabila siswa belum memahami materi yang diajarkan oleh guru, siswa harus aktif bertanya kepada guru, jangan hanya diam saja. Karena jika siswa belum memahami materi yang diajarkan akan membuat siswa malas belajar.
Bagi para guru atau pengajar harus lebih memahami karakteristik peserta didiknya, sehingga peserta didik lebih mudah memahami pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsuddin. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosada Karya
Prihatin Eka. 2014. Manajemen Peserta Didik. Bandung: Alfabeta
MATA KULIAH SUPERVISI PEMBELAJARAN
TENTANG
KURANGNYA SEMANGAT MENGAJAR PENDIDIK DAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI PAUD HARAPAN BANGSA
SEMESTER V ADMINISTRASI PENDIDIKAN
KELOMPOK VI
DISUSUN OLEH:
SURAEDATUL ISTIKOMAH ( 17131007 )
ELA FEBRIANA SAFITRI ( 17131012 )
KHUALID AFANDI ( 17131004 )
RISAL SANDRI DINATA ( 17131009 )
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) MATARAM
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
2018/2019
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
Pendidik
Peserta Didik
Penyebab Guru malas Mengajar di Kelas
Analisis Masalah Belajar Peserta Didik dan Solusinya
Langkah – Langkah Menegenal Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan atau Masalah Belajar
Mengidentifikasi Kesulitan Belajar Peserta Didik
Hal yang Perlu Dilakukan Pendidik dalam Mendidik Peserta Didik Tingkat PAUD
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidik
Pendidik menurut KBBI adalah orang yang mendidik. Pendidik menurut kami adalah komponen yang paling penting dalam proses pembelajaran, baik secara formal dan non formal. Karena tanpa pendidik proses pembelajaran tidak bisa berjalan, oleh karena itu pendidiklah yang memegang kendali dalam proses pembelajaran, yakni sebagai penuntun peserta didik.
Dan dalam satuan pendidikan tingkat PAUD minimal ada 5 orang pendidik yang mengajar disana, karena pada realitanya mendidik anak usia dini itu butuh kesabaran yang ekstra, serta kekereatifan yang tinggi untuk menciptakan pembelajaran yang dapat diterima oleh anak-anak.
Peserta Didik
Peserta didik adalah sosok manusia sebagai individu (manusia seutuhnya). Individu diartikan “orang seorang tidak tergantung dari orang lain, dalam arti benar-benar seorang pribadi yang menetukan diri sendiri dan tidak dipaksa dari luar, mempunyai sifat-sifat dan keinginan sendiri” ( Abu Ahmadi, 2001:39)
Jadi peserta didik adalah orang yang mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat,minat dan kemampuannya agar tumbuh dan berkembang dengan baik serta mempunyai kepuasan dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh gurunya.
Adapun jumlah peserta didik di PAUD Harapan Bangsa, Desa Bagik Polak Yakni 45 peserta didik yang telah dibagi kelasnya, 20 orang kelas A, 25 orang kelas B. Kelas A adalah tingkatan untuk peserta didik yang masih baru masuk sekolah, sedangkan kelas B tingkatan untuk siswa yang sudah belajar lebih dari 1 tahun ( sudah mengenal huruf), tinggal diasah kembali untuk menghitung dan membaca. Tidak lupa diselipkan waktu untuk games, mewarnai, belajar bahasa inggris, hafal ayat-ayat pendek dan membuat kerajinan dari bahan-bahan yang sudah tidak terpakai.
4 Penyebab Guru Malas Mengajar di Kelas
Dalam hal ini kami merangkum 4 Penyebab Guru Malas Mengajar di Kelas, ini merupakan familiar terjadi di lingkungan kita, contohnya kita ambil sampel di PAUD Harapan Bangsa, kasus ini banyak dirasakan oleh semua guru.
Honor Sedikit dan Terlambat
Sangat memprihatinkan jika seorang guru bergantung pada pendapatan kerjanya sebagai pengajar, jika pendapatan itu mencukupi dan tepat waktu, mungkin saja jauh dari problem, nah bagaimana jika tidak cukup bahkan sangat kurang ditambah lagi proses penggajian selalu terlambat, ini biasanya terjadi pada sekolah swasta.
Jika sudah demikian, kinerja sang guru tidak akan maksimal, sering terlambat, malas masuk kelas, sering bolos kerja dan lain-lain, ini semua disebabkan karena ketidak puasan hasil kerja, terlebih lagi jika atasannya tidak mengerti, adakalanya pimpinan dalam instansi swasta menuntut terlalu banyak namun hak-hak pekerjanya tidak digubris bahkan kerap emosional.
Hal ini juga kerap terjadi bagi guru PNS, menggadaikan SK untuk meminjam uang di Bank, seharusnya pendapatannya banyak namun karena pinjaman ia hanya menerima sedikit bahakan ada yang min. kalau sudah begini bagaimana bisa bekerja dengan baik.
Faktor Internal (Pimpinan)
Dalam instansi swasta biasanya ada pimpinan yayasan, dibawahnya ada kepala sekolah. sikap pemimpin ini sangat mempegaruhi kinerja pegawai atau pekerjanya, Jika pimpinan tidak ramah, kurang sosial dan kerap menegur (kriti) tanpa melakukan penyelidikan.
Seorang guru yang mendapat tekanan dari kepala sekolah atau pimpinan yayasan akan mempengaruhi kinerja guru, bahkan dalam waktu yang lama, seharusnya seorang pimpinan memikirkan ini demi kelangsungan yayasan yang di pimpinnya, namun terkadang untuk menanyakan kabar pekerjanya saja tidak mau dan gengsi.
Seorang pimpinan yayasan yang tidak menjaga hubungan baik dengan jajarannya (staf dan pegawainya) sudah dapat dipastikan sekolah atau yayasan itu akan sulit maju dan berkembang, ditambah lagi guru-gurunya bekerja asal-asalan.
3. Kesenjangan diri
Ini terjadi pada diri seorang guru, belum siap menerima keputusan yang ditetapkan, terkadang ada guru yang merasa sudah bekerja maksimal, berupaya aktif dalam setiap kegitan dan program sekolah, namun ternyata dia belum dinilai baik oleh atasan.
Dalam instansi yayasan swasta tentunya ada jabatan-jabatan yang diisi oleh guru-guru dimulai dari kepala sekolah, wakil, sampai kepada wali kelas, tentunya setiap jabatan ini mendapat tunjangan khusus, adakalanya seorang guru tidak siap menerima keputusan tidak terpilih untuk menduduki jabatan tersebut, padahal ia merasa mampu dan lebih baik kinejanya dibandingkan orang lain, ini akan memperngaruhi kinerja guru tersebut.
Salah atau tidak salah semua itu tergantung guru dan pihak yayasan, yang jelas, jika seorang guru merasa tidak adil, maka ia akan cenderung meredam ini dalam hati, semangat untuk mengajar turun secara drastis dan ini akan sembuh dalam kurun waktu yang lama.
4. Guru abal-abal
Wajar saja Kemendikbud, JSIT dan pengayom instansi pendidikan lainnya sangat menyarankan kepada seluruh sekolah swasta di indonesia agar memilih guru dan pegawai sesuai dengan jurusan masing-masing.
Masih banyak kita temukan sekolah yang simpang siur tenaga pengajarnya, sarjana teknik mengajar Bahasa Indonesia, Diploma Ekonomi mengajar Georgafi, yang lebih parah lagi sarjana pertanian sebagai bimbingan konsling. Kalau sudah demikian tentunya akan bertubrukan dengan masalah. baik sacara kinerja ataupun kualitas pendidikan sekolah, maka tidak heran jika ada sekolah yang tidak pernah mendapat akreditas B hanya karena tidak tertib mengatur guru-gurunya.
Guru yang yang mengajar tidak sesuai dengan bidangnya sudah dapat dipastikan, malas dan toledor akan terjadi, kinerjanya tidak maksimal dan asal-asalan. Dan tepat terjadi juga di PAUD Harapan Bangsa, guru lulusan biologi ngajar di PAUD, tentu sangat banyak mengalami kesulitan dalam proses mengajar.
Analisis Masalah Belajar Peserta Didik Dan Solusinya
1. Faktor internal
Faktor ini meliputi gangguan psiko fisik siswa, yakni :
Yang bersifat kognitif seperti rendahnya rendahnya kapasitas intelektual.
Yang bersifat afektif antara labilnya emosi dan sikap. Kelemahan emosional, seperti merasa tidak aman, kurang menyesuaikan diri serta ketidakmatangan emosi.
Yang bersifat psikomotor antara lain terganggunya alat indra, cacat tubuh, serta kurang berfungsinya organ-organ perasaan.
Motivasi. Kurangnya motivasi belajar akan menyebabkan anak atau siswa malas untuk belajar.
Konsentrasi belajar yang kurang baik.
Rasa percaya diri. Rasa percaya diri timbul dari keinginan berhasil dalam belajar.
Kebiasaan belajar. Kebiasaan belajar akan mempengaruhi kemampuannya dalam berlatih da menguasai materi yang telah disampaikan oleh guru.
Kurang perhatian dan minat terhadap pelajaran sekolah, malas dalam belajar, dan sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran.
2. Faktor eksternal
Faktor ini meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan siswa yang tidak kondusif bagi terwujudnya aktifitas-aktifitas belajar. Yang termasuk dalam faktor ini adalah :
Lingkungan keluarga, seperti ketidak harmonisan hubungan antara ayah dan ibu, dan rendahnya tingkat ekonomi keluarga.
Lingkungan masyarakat, seperti wilayah yang kumuh, teman sepermainan yang nakal.
Lingkungan sekolah, seperti kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk, seperti dekat pasar kondisi guru, serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah.
Guru sebagai pembina siswa belajar. Guru adalah pengajar yang mendidik. Dia tidak hanya menajar bidang studi yang sesuai dengan keahliannnya, tetapi juga menjadi pendidik pemuda generasi bangsa.
Kurikulum sekolah. Adanya kurikulum baru akan menimbulkan masalah seperti tujuan yang akan dicapai mungkin juga berubah, isi pendidikan berubah, kegiatan belajar mengajar juga berubah serta evaluasi berubah.
Terlalu berat beban belajar siswa maupun guru.
Metode belajar yang kurang memadai.
Sikap orangtua yang tidak memperhatikan anaknya.
Keadaan ekonomi.
Mengatasi malas belajar siswa agar bersemangat dan tidak malas untuk belajar, adalah hal yang harus dilakukan oleh orangtua di rumah maupun guru di sekolah. Terkadang siswa malas untuk belajar karena minat dan motivasi yang kurang dari orangtua maupun guru. Orangtua maupun guru harus mendukung dan memotivasi siswa agar bersemangat dan tidak malas untuk belajar. Ada beberapa solusi yang bisa dilakukan oleh orangtua maupun guru untuk meningkatkan minat belajar siswa adalah sebagai berikut :
Menanamkan pengertian yang benar tentang belajar pada siswa sejak dini, menumbuhkan inisiatif belajar mandiri pada siswa, menanamkan kesadaran serta tanggung jawab sebagai pelajar pada siswa merupakan hal lain yang bermanfaat jangka panjang.
Berikan contoh belajar pada peserta didik.
Berikan intensif jika siswa belajar. Intensif yang dapat diberikan ke siswa tidak selalu berupa materi, tapi bisa juga berupa penghargaan dan perhatian.
Orang tua sering mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang diajarkan di sekolah pada anak. Sehingga orangtua tahu perkembangan anak di sekolah.
Mengajarkan kepada siswa pelajaran-pelajaran dengan metode tertentu yang sesuai dengan kemampuan siswa.
Komunikasi. Orangtua harus membuka diri, berkomunikasi dengan anak untuk mendapat informasi tentang perkembangan anak tersebut.
Menciptakan disiplin. Jadikan belajar sebagai rutinitas yang pasti.
Pilih waktu belajar yang tepat dan anak merasa bersemangat untuk belajar agar anak mampu memahami apa yang sedang dipelajari.
Menciptakan suasana belajar yang baik dan nyaman, orangtua memberikan perhatian dengan cara mengarahkan dan mendampingi anak saat belajar.
Menghibur dan memberikan solusi yang baik dan bijaksana pada anak, apabila anak sedang sedih atau sedang sakit, sedang tidak ada motivasi untuk belajar, orangtua harus membangun motivasi anak agar bersemangat dalam belajar.
Gunakan imajinasi peserta didik. Orangtua membantu peserta didik membayangkan apa yang dia inginkan untuk masa depan, baik dalam waktu panjang atau pendek.
Mengarahkan peserta didik untuk berteman dan hidup dalam lingkungan yang baik dan mendukung.
Tidak memfokuskan bahwa belajar hanya dari buku saja. Tetapi dari lingkungan sekitar juga dapat digunakan untuk belajar.
Mengidentifikasi siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan dalam belajar.
Membangun motivasi atau minat belajar siswa, sehingga siswa bersemangat dalam belajar.
Menyiapkan ruang kelas yang nyaman, kondusif, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman.
Guru dalam mengajar harus melibatkan anak secara aktif melalui kegiatan diskusi, tugas kelompok agar anak tidak bosan di dalam kelas. Karena metode guru yang mengajar dengan berceramah saja akan membuat siswa merasa bosan dan tidak memperhatikan.
Guru harus mempunyai model pembelajaran yang bervariasi dalam setiap pertemuan agar tidak monoton, sehingga siswa semangat dengan metode pembelajaran yang baru.
Melakukan pendekatan terhadap siswa.
Langkah-langkah mengenali peserta didik yang mengalami kesulitan atau masalah belajar
Menunjukkan prestasi yang menurun atau rendah, di bawah rata rata.
Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan.
Lambat dalam mengerjakan tugas-tugas belajar.
Prestasi menurun drastis.
Peserta didik sering bolos, masuk tanpa keterangan.
Bila ada tugas selalu tidak mengerjakan
Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik
Melakukan kunjungan rumah.
Meneliti pekerjaan siswa jika ada tugas rumah.
Mengamati tingkah laku peserta didik.
Komunikasi dengan orangtua mengenai perkembangan anak dan tingkah laku di sekolah.
Bekerjasama dengan masyarakat dan lembaga untuk membantu memecahkan masalah peserta didik.
Menyelenggarakan bimbingan belajar atau kelompok untuk meningkatkan prestasi belajar peserta mendidik. Bimbingan belajar merupakan upaya guru untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Meneliti kemajuan peserta didik di sekolah maupun di luar sekolah.
6 Hal Yang Harus Dilakukan Pendidik Dalam Mendidik Peserta Didik Tingkat PAUD
No
Kegiatan
Keterangan
1.
Membuat ilustrasi
Menghubungkan sesuatu yang sedang dipelajari anak usia dini dengan sesuatu yang telah diketahuinya
2.
Bertanya
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan anak usia dini
3.
Merespon
Mereaksi/menanggapi pertanyaan anak usia dini
4.
Mendengarkan
Memahami anak usia dini dan berusaha menyederhanakan setiap masalah
5.
Menyediakan Media
Memberikan pengalaman yang bervariasi melalui media pembelajaran
6.
Memberikan Nada Perasaan
Membuat mengajar lebih bermakna melalui antuasias dan semangat
Dan perlu ditambahkan kesabaran yang luar biasa dalam mendidik anak usia dini, karena semua kesabaran kita diuji dengan tingkah laku, dan rasa pengen tahu mereka. Seperti siswa yang ada di PAUD Harapan Bangsa dengan berbagai macam karakter anak, mulai dari yang pendiam, sampai paling aktif ada. Dengan keberagaman itu guru perlu kekereatifan tinggi untuk mendidiknya. Contohnya untuk anak yang super aktif. Pendidik di PAUD Harapan Bangsa, memberikan kebebasan untuk dia mengekspore karakter dia “ tetap diawasan pendidik”. Itu semata-mata untuk perkembangan karakter anak itu sendiri.
Sekolah PAUD Harapan Bangsa ini juga menerima peserta didik yang (tidak normal), dengan alat seadanya dan semampu pendidik mengajarnya, dam ada 1 siswa yang keterlambatan bicara disekolah tersebut, guru mengajarnya dengan kesabaran ekstra, karena latar siswa ini ada riwayat step waktu bayi, sehingga pada usia 6 tahun dia belum bisa ngomong, dan itu sudah menjadi tanggung jawab guru dalam membimbing berbicara ketika disekolah. Dan tidak pernah member batasan dengan siapapun mainnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Jadi sangat perlu diperhatikan oleh semua yayasan, bahwa pendidik juga butuh untuk melengkapi keperluan dan kebutuhan hidup, setidaknya untuk pendidik honorer diperhatikan, karena pada realitanya kehidupan diera ini sangat mahal, ya bagi guru yang mempunyai usaha lain selain mengajar. Tapi bagaimana tentang guru yang mengandalkan kelanjutan hidup dari honor mengajar saja, dengan mempunyai tanggungan keluarga dan anak-anaknya.
Dalam dunia pendidikan, kesulitan belajar adalah suatu kondisi di mana peserta didik tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan ataupun gangguan dalam belajar. Sedangkan masalah belajar adalah suatu keadaan yang tidak diharapkan oleh kita sebagai penyimpangan kecil dalam belajar yang kita alami. Ada dua faktor yang menjadi penyebab masalah belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu yang berasal dari dalam diri peserta didik meliputi kurangnya motivasi dalam belajar, kurangnya minat dalam belajar, intelegensi, bakat serta kesehatan mental. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar peserta didik meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat atau sosial.
Saran
Bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar atau masalah belajar hendaknya bertanya kepada teman, guru atau berkonsultasi ke BK.
Apabila siswa belum memahami materi yang diajarkan oleh guru, siswa harus aktif bertanya kepada guru, jangan hanya diam saja. Karena jika siswa belum memahami materi yang diajarkan akan membuat siswa malas belajar.
Bagi para guru atau pengajar harus lebih memahami karakteristik peserta didiknya, sehingga peserta didik lebih mudah memahami pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsuddin. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosada Karya
Prihatin Eka. 2014. Manajemen Peserta Didik. Bandung: Alfabeta
Komentar
Posting Komentar